Friday, May 27, 2011

Balada Anak Kampus

Angkot (angkutan kota) merupakan alat transportasi yang sangat berarti bagi mahasiswa yang tidak bermotor di kampus macam saya. Meski banyak orang bilang katrok atau ngga elit, saya akan tetap naik angkot karena terlalu mahal jika saya harus naik taksi. Selain karena mahal, saya juga merasa pekewuh pada sopir taksi jika pak sopir harus capek-capek naik gunung hanya untuk mengantar saya ke kampus terdekat.


Sebagai angkutan umum, siapa saja bebas keluar-masuk dan menaiki kendaraan berseragam oranye atau hijau ini. Tentu saja dengan membayar upeti kepada sopirnya. Di situ, saya bertemu dengan orang lain yang kadang ada yang saya kenal tapi seringnya tidak saya kenal. Di situ pula, saya mencuri dengar hal-hal yang terjadi (masalah-masalah beserta opini-opini) di kehidupan masyarakat yang seringnya tidak saya dengar di kelas perkuliahan umum apalagi kelas prodi. Bermacam-macam hal yang saya dapat, ada obrolan mengenai naiknya harga pembuatan KTP, kasus pencurian di kos-kosan, masalah rumah tangga yang saya kira hanya terjadi di sinetron-sinetron, keluhan ibu-ibu yang punya kos, urusan perdagangan, deesbe. . niat hati sih kepingin mengabadikan itu semua dalam tulisan.Namun apalah daya kemampuan mengingatku tidak cukup baik, belum lagi tugas kampus yang seabrek yang menghalangiku menulis hal-hal semacam itu.

No comments:

Post a Comment