Saturday, March 5, 2011

Kantong Plastik Hitam


Masih ingat pelajaran SD/SMP/SMA baheula kala tentang sampah organik dan sampah anorganik? Sadar atau tidak, sebenarnya selama ini kita sudah menyumbang banyak polusi darat alias sampah di bumi kita tercinta. Masih mending kalau sampah itu jenisnya sampah organik, sampah yang bisa membusuk back to nature. Nah, kalau jenis sampahnya  anorganik yang tidak bisa terurai dan diurai, mau bagaimana coba?? Padahal sampah yang dihasilkan manusia, seperti kita-kita ini, kebanyakan adalah sampah anorganik seperti plastik dan kawan-kawannya.

Mari kita tengok kasus “ kantong plastik hitam” di lingkungan kos mahasiswa. Tiap hari anak-anak kos yang tidak masak sendiri alias beli makan di warung selalu mendapat bonus plastik hitam untuk membungkus barang atau makanan yang dibeli. Nah, plastik itu kan tidak ikut dimakan dalam artian dibuang begitu saja. Sekarang mari berhitung berapa banyak kantong plastik hitam yang dibuang oleh anak-anak kosan. Biasanya anak kos makan 2 kali sehari,banyak juga yang makan 3 kali sehari. Nah dalam sehari, 1 anak ‘ngasih’ sampah ke bumi kita 2 atau 3 plastik. Dikali jumlah penghuni kos. Dikali jumlah kos-kosan yang ada di area itu. sepertinya banyak sekali kan? Itu masih dalam hitungan sehari, lalu bagaimana kalau berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun? Gunungpati bisa kaya kan? Kaya akan sampah plastik! Itu juga masih pada kisaran “kantong plastik hitam”, belum merambah pada kantong-kantong plastik yang lain.

Lalu kemana larinya sampah-sampah tak terurai itu?  Di bakar? Membakar sampah  yang mengandung bahan-bahan kimia tak ramah lingkungan itu tentu saja malah menambah polusi, yaitu polusi udara. Di daur ulang? Apa iya? Sepertinya jarang sekali pemulung yang mau mengambil plastik-plastik hitam itu.

Sebenarnya bisa saja kita meminimalisir kesia-siaan kantong plastik tadi. Dengan mengusahakan plastik tidak terkena minyak/tumpahan makanan, maka kantong plastik yang masih bersih itu biasa kita simpan untuk digunakan kembali kalau kita butuh. Atau bisa saja plastic-paltik yang kita dapatkan itu dikumpulkan dan disimpan secara rapi. Setelah terkumpul banyak, kita bisa memberikannya lagi pada penjual-penjual makanan. Jika hal ini bisa dilakukan secara merata oleh mahasiswa, khususnya anak-anak kos, insyaallah limbah plastik yang mengotori dan merusak bumi dapat dikurangi. Dan secara langsung, kita telah berpatisipasi menyelamatkan bumi dan didi kita sendiri dari dampak global warming.

No comments:

Post a Comment