Thanks God. Meski harus dengan bantuan
kacamata, sekali lagi I say Thanks God for my eyes. Dengan mataku ini,
kulihat hijaunya sawah di sekeliling kampungku. Yap, dari 4 jalan masuk
ke kampungku, 3 diantaranya melewati hamparan sawah. sekarang
padi di sawah sedang dalam masa pertumbuhan, jadi hamparan sawah
terlihat seperti hamparan permadani hijau. Mungkin beberapa minggu lagi
permadani hijau itu akan berganti warna menjadi kuning, dan beberapa
minggu kemudian akan berganti lagi menjadi coklat. Hmm, permadani alam
karunia Tuhan, olahan manusia (baca:pak dan bu tani).
Saya suka
sekali menikmati perjalanan dari kampung ke kota atau dari kampung ke
kampung lain dengan memandangi permadani alam itu. Apalagi di saat
permadani sedang hijau-hijaunya seperti saat ini. Rasanya pengen
nyemplung ke sawah, nyentuh padi, trus lari-lari diantara padi2 itu.
tapi ga pake iringan lagu India dan kain sari India, lho. pakenya
gamelan jawa sama jarik and kebaya. wkwkwkwk (yang ini jg engga). Yah,
pokoknya pengen lari2 gitu di sawah, tapi ogah becek-becekan sama
lumpurnya.
Foto di bawah nggak mencerminkan yang aslinya coz
pakainya kamera HP yg ga bagus. Seadanya yang ada di tangan sih. Aslinya
hijaunya sawahnya bagus, plus hiasan rimbunan pohon di beberapa titik,
plus juga warna biru terang langit dan sepuhan putih awan yang menyatu
dengan langit. Sebuah kombinasi panorama yang nice banget, yang sejuk di
mata. Kapan-kapan aku foto pake kamera yang bener ah.
Foto di bawah
adalah salah satu spot di salah satu dari tiga jalan yang membelah
sawah. semoga aja sawah-sawah yang ada saat ini tetap akan menjadi sawah
di masa mendatang. Cukup sudah pembangunan-pembangunan yang akhir-akhir
ini marak dilakukan di atas sawah-sawah itu. Save our environment, save
our earth, save our live, save our future, save our meal (baca: beras)
also :)
healaaaa Izzati lagi, makasi uda mampir blog ku yang amburadul isinya hehehe ... blog belum saya update :p
ReplyDeletesama2-sama :)
ReplyDeletesama-sama makasih,
sama-sama amburadulnya juga .. wkwkwk