Gunungpati, menjelang larut malam 14062012.
Sebenarnya bisa dikatakan perasaan saya
sedang galau, meski pikiran saya tak mau menyebutnya “galau” hanya karena tak
mau ikut-ikutan arus tren ‘galau’. Dan
setelah dirasa-rasa, memang saya tengah dirundung kegalauan. Galau karena
mungkin merasa bosan atas aktifitas yang sudah saya lakukan seharian. Bukan
aktifitasnya yang monoton. Bukan aktifitasnya yang tidak penting. Bukan pula
karena aktifitasnya membosankan. Ada satu hal yang membuat saya cukup resah.
Entah datangnya
dari mana, tiba-tiba saja sebuah pernyataan melintas di pikiran saya, “aku si
Mata kok ngerasa bosan ya, dari tadi pagi kerja secara dominan terus.”
-####-
Setelah pernyataan itu mak-jleb di otakku,
langsung deh si Perasaan merasa ngga enak. Si perasaan merasa pakewuh sama Mata.
Si Perasaan yang gampang trenyuh dan pakewuh itu tanya sama si Otak, “coba
diingat-ingat tadi aktifitas apa aja yang uda dilakuin sama si Pelaku kok
sampai-sampai si Mata jadi bosan. Katanya ia jadi yang dominan mulu kerjanya.”
“Yang aku ingat sih tadi Pelaku
pagi-pagi setelah sarapan itu piket bersih-bersih, terus ngerjain
skripsi sampai siang di depan lepi, dilanjutin keluar beli makan
siang diterusin makan siang, kemudian di depan layar laptop lagi nonton
sambungan film yang belum habis ditontonnya. Setelah itu dia tertidur. Ketika
bangun, dia mematikan lepi dan pergi mandi. Sekitar jam lima sore ia membaca
buku sampai dia makan malam. Setelah break makan malam, dia ngelanjutin membaca
buku tadi. Ketika sedang membaca buku itu lah si Mata nyeletuk gitu,”
urai Otak.
“Hmm..mungkin Mata sedang jenuh. Aktifitas
Pelaku menuntut mata bekerja secara dominan sih,” kata Perasaan.
“Mau bagaimana lagi, semua aktifitas kan
butuh Mata buat bekerja,” tukas Otak.
“Aku rasa tidak semua pekerjaan aktifitas
didominasi mata tuh. Iya sih, tapi apa kamu udah memikirkan aktivitas lain yang
bisa dilakuin pelaku biar Mata ga jenuh bekerja?” Tanya Perasaan.
“Sudah. Tapi sampai sekarang belum ketemu
jawabannya,”jawab Otak, ”menggambar, tetap butuh dominan mata buat bekerja.
Mendengarkan musik, masa’ hanya itu. Kalau ngobrol sama teman, Pelaku bilang
dia sedang malas ngobrol, lagipula teman sekamarnya sedang sibuk sendiri.”
“Hmm.. lalu bagaimana ini?” Tanya Perasaan.
“Yah, mau bagaimana lagi. Akhirnya Pelaku
lebih memilih membaca buku lagi daripada tidak melakukan apa-apa,” jawab Otak.
“Lalu bagaimana dengan Mata? Bukankah dia sudah jenuh? Nanti tambah jenuh dia,”
kata Perasaan.
“Sudahlah tak usah dipikirkan. Memang sudah
tugasnya Mata selalu bekerja kalau Pelaku tidak sedang tidur. Mata hanya sedang
jenuh, tidak kelelahan. Kalau dia sudah kelelahan dan ingin istirahat ya Pelaku
akan tidur,” jelas Otak.
“Tapi aku tetap merasa kasihan dengan Mata,”kata Perasaan.
“Tapi aku tetap merasa kasihan dengan Mata,”kata Perasaan.
“Ah, kau terlalu mengandalkan perasaan,”
Otak bilang.
“Kan aku memang Perasaan. Apa yang aku
katakana ya tentang yang aku rasa,” Perasaan sedikit cemberut.
“Ah, iya ya kamu kan Perasaan. Hahahaa,”
Otak menanggapi.
“Aku rasa Pelaku harus banyak bersyukur dia
masih ditemani Mata dalam setiap aktifitasnya. Bayangkan kalau Mata sudah tidak
mau bekerja lagi, Pelaku bisa kesusahan. Aku tak bisa lagi merasakan apa yang
aku lihat. Kamu juga tak bisa lagi memikirkan apa yang kamu lihat,”kata Pelaku.
“Iya benar, meski Mata sudah tidak bisa
bekerja dengan baik kalau tanpa bantuan kacamata,” Otak menimpali.
“Kalau begitu kita tidak boleh bosan
mengingatkan Pelaku untuk menjaga Matanya biar Mata tetap bisa bekerja,”saran
Perasaan.
“Wokke wokkee..,” jawab Otak.
-###-
Dan malam ini saya masih saja berperasaan galau.
Bukan saya bosan beraktifitas, bukan saya jenuh beraktifitas, bukan saya sedang
tidak mood. Tetapi galau karena salah satu anggota tubuh saya sedang merasa
jenuh. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan agar ia tak jenuh dengan
aktifitas yang saya lakukan. Sampai sekarang belum juga kutemukan ide aktifitas
apa yang tidak menuntut mataku bekerja secara dominan. Ah, mata. Kau memang
diciptakan untuk bekerja sepanjang waktu di mana saya sedang terjaga.
Intensitas bekerjamu memang berbeda dari aktifitas satu ke aktifitas yang lain.
Tapi hal-hal yang kebanyakan aku lakukan sekarang ini memang menuntutmu bekerja
secara dominan: mengetik, membaca,
menulis, menggambar, menonton, dan sebagainya. Maka maafkanlah saya jika
terkadang sampai membuatmu jenuh. Tapi ketahuilah wahai mata, ada beberapa
anggota tubuh yang lain yang tetap bekerja 24 jam non stop seumur hidup saya,
dialah jantung, paru-paru dan lain sebagainya. Mereka tetap bekerja baik ketika
saya terjaga ataupun ketika saya tidur. Jadi,
yang sabar ya mata ya.. J
No comments:
Post a Comment